Sabtu, 15 Januari 2011

teknologi GPS

JAKARTA - Setelah hampir setahun menggeluti dunia per-gps-an, ada satu yang bisa diambil yaitu betapa teknologi canggih dan gratis ini dapat kita manfaatkan untuk menunjang aktifitas kita sehari-hari.

Sebagai alat yang menginformasikan posisi kita di bumi ini (Global Positioning System), banyak aplikasi yang diciptakan tidak hanya sekedar untuk mengetahui ‘dimana saya’, namun telah beranjak menuju suatu sistem yang mengeksploitasi informasi itu untuk kemudahan penggunanya.

Berikut pemaparan mengenai apa-apa yang dapat dimanfaatkan dari GPS di device Eten X500 yang menemani setiap hari.


A. GPS sebagai Penunjuk Arah Kiblat

Sebagaimana yang pernah diulas di artikel sebelumnya, yang perlu kita butuhkan adalah koordinat Ka’bah terlebih dahulu yang kemudian disimpan sebagai waypoint atau POI (point of interest).

Dengan telah disimpannya POI Ka’bah, dimanapun kita berada di bumi ini insya Allah kita akan mengetahui dimana kiblat untuk sholat.
Koordinat Ka’bah adalah 21.420171N dan 39.822345E. Masukkan koordinat itu ke GPS anda dan akan terlihat garis lurus Ka’bah dari tempat kita berdiri. Itulah kiblat.
Jadi mulai saat ini, kaum Muslimin yang mempergunakan GPS seharusnya tidak perlu lagi kehilangan arah Ka’bah di suatu tempat yang baru didatanginya.

Software yang dipakai: BeeLineGPS


B. GPS sebagai Teman Berkendara
Sebuah alat GPS tanpa peta bagaikan sebuah layar dengan sebuah titik di atas gurun pasir atau lautan. Tidak ada petunjuk alamat, hanya penunjuk arah mata angin. Hendak kemana kita bila itu yang kita punya di dalam sebuah kota? Matikan GPS, gunakan alat bantu yang lain, yaitu turun dari mobil dan bertanya kepada penduduk sekitar.

Namun bila GPS dilengkapi peta dengan tingkat akurasi tinggi dan detil informasi yang lengkap, seharusnya perjalanan anda tidak akan pernah tersesat. Ya, GPS telah menjelma menjadi teman perjalanan yang mengasyikkan. Apalagi bila kita berkunjung ke suatu kota/tempat yang sama sekali belum pernah kita kunjungi, atau kita kurang familiar dengan kota itu, GPS dapat dengan mudah memetakan suatu tempat untuk kita ‘kuasai’.

Syarat utamanya adalah aplikasi yang kita gunakan memakai peta yang routable. Maksudnya, petanya mempunyai fitur panduan yang dapat memandu kita menelusuri jalan-jalan untuk mencari suatu alamat tertentu. Biasanya fitur ini memberikan pilihan kepada kita, apakah kita hendak mempergunakan rute terpendek (shortest) atau rute tercepat (fastest). Jangan heran bila diaplikasikan pada kota yang memiliki kelas jalan yang berbeda-beda seperti kota-kota besar di Jawa, rute yang ditawarkan pun bisa beraneka ragam. Ini yang mengasyikkan, karena kadang kita diarahkan kepada rute yang melalui ‘jalan-jalan tikus’ (bila kita pilih metode shortest) atau melulu melalui jalan tol karena kita lebih suka rute yang tercepat.

Manfaat lain dari peta yang memiliki fitur routeable ini adalah bila kita memilih jalan yang tidak disarankan oleh aplikasi, misal karena jalanan sedang dialihkan, maka otomatis GPS akan mengkalkulasi ulang arah yang akan kita tempuh berdasarkan metode rute yang kita pilih (shortest atau fastest) lengkap dengan perkiraan ketibaan kita.

Oya, bagi pengguna kendaraan beroda empat, sebaiknya sih mempergunakan car holder untuk memasang GPSnya di dashboard atau kaca mobil dan sebisa mungkin mengurangi pengesetan GPS saat sedang berkendara karena dapat mengurangi konsentrasi mengemudi. Biasanya bagi pengguna pemula, akan selalu tergoda untuk melakukan penandaan suatu tempat (waypoint/POI) tanpa menyadari bahwa apa yang dikerjakannya itu dapat membahayakan dirinya atau pengendara lainnya.

Software yang dipakai: Garmin XT & NusaMap (antar kota); MapKing & iGo MyWay 2006 (Jakarta only)

C. GPS sebagai Pengingat Langkah

Kadang kita berkunjung ke rumah teman untuk kali pertama. Gawatnya, rumah kawan ini berada di dalam sebuah komplek perumahan dan memiliki puluhan gang. Bila perjalanan kita ditemani oleh GPS, bukan masalah besar untuk menemukan kembali jalan keluar. Ini asli aku alami waktu mengunjungi rumah seorang sohib di Bintaro sektor 5, sebuah kawasan yang bukan ‘daerah jajahan’. Dengan berbekal GPS, sang kawan tak perlu mengantarku keluar kompleknya -yang kalau malam diportal dimana-mana itu- karena GPS telah mencatat jejak langkahku waktu memasuki kompleknya. Tinggal nyalakan GPS, arahkan ke Home/Rumah, ia telah menunjukkan jalan keluarnya.

Software yang dipakai: Garmin XT, NusaMap, MapKing, iGo MyWay 2006

D. GPS sebagai Teman Berolah Raga

Tak salah bila banyak pengembang software yang ikut mengembangkan produknya berbasiskan GPS sebagai pasar potensial mereka. Salah satunya adalah eSymetric yang mengeluarkan produk bernama Run.GPS yang didesain untuk mendampingi kita berolah raga. Software ini mencatat segala parameter saat kita beraktivitas, mulai dari jarak dan waktu tempuh, kecepatan dan kecepatan rata-rata, jumlah kalori dan lain sebagainya. Setiap selesai berolah raga, ada opsi untuk meng-upload hasil latihan kita ke portal komunitas pengguna software ini dimana segala informasi ditampilkan secara on-line, bahkan kadang real-time bila kita mengijinkan software ini mempergunakan internet saat berolah raga.

Bagi aku pribadi, dengan mempergunakan Run.GPS beserta analisa reportnya, membuatku tambah bersemangat untuk berolah raga, karena seakan-akan mempunyai asisten yang siap mencatat segala aktivitas olah raga kita.

Software yang dipakai: eSymetric Run.GPS Trainer UV

E. GPS sebagai Informasi yang Menghibur

Terbang dengan pesawat selama lebih dari dua jam kadang membosankan. Walaupun masih sering menimbulkan perdebatan, penggunaan GPS pribadi di pesawat terbang sungguh mengasyikkan. Syarat utamanya tentu aplikasi yang kita gunakan mempunyai peta/map yang cukup detil sehingga dapat memberikan informasi posisi terkini kita saat itu.

Yang pertama kita lakukan adalah menentukan koordinat tujuan kita. Pada beberapa peta digital dengan cakupan area yang luas, kita dapat dengan mudah mencari nama bandara yang ada di Indonesia. Tentukan bandara tersebut sebagai tujuan kita dan GPS akan mengkalkulasi jarak dan waktu yang akan kita tempuh. Pada kasus ini, kita tidak memerlukan peta yang routable karena GPS tidak kita suruh untuk menunjukkan jalan mana yang akan kita tempuh. GPS cukup mengetahui posisi kita saat itu dan koordinat tujuan kita.

Saat kita terbang, aplikasi yang dapat menampilkan informasi 3 dimensi seperti halnya BeeLineGPS akan memberikan informasi ketinggian kita saat itu. Bahkan terpampang juga kecepatan vertikal pesawat kita, baik saat pesawat itu naik ataupun turun. Sungguh suatu sajian informasi yang sangat menghibur dan bermanfaat.

Software yang dipakai: Garmin XT & NusaMap (2D), BeeLineGPS (3D)

KELEMAHAN

Saat pertama kali digunakan, GPS menangkap sinyal-sinyal yang dipancarkan dari sejumlah satelit di atas bumi kita. Kadang bila hanya 3 sinyal satelit yang ditangkap, GPS telah dapat digunakan meskipun informasi yang ditampilkan kurang akurat. Oleh sebab itu lah, GPS memakai bandwith layaknya internet via satelit. Walaupun gratis, namun bila kita berada pada suatu tempat dimana jalurnya penuh, kadang sinyal yang diterima putus dan aplikasi gagal menampilkan posisi kita. GPS juga kadang tergantung cuaca. Bila cuaca buruk, sinyal yang tertangkap bisa tidak sempurna yang mengakibatkan pemetaan lokasi kita menjadi bias.

Walaupun sangat bermanfaat, hendaknya kita tidak seratus persen bergantung pada GPS ini. Memang ini sifatnya kasuistis, dalam arti tidak semua aplikasi mempunyai bug atau kesalahan dalam pembacaan peta. Pernah suatu waktu, alih-alih hendak mencari jalan tercepat menuju rumah, sebuah aplikasi menunjukkan kami jalan yang sebelumnya tidak pernah kami lewati. Makin lama kami ikuti, jalanan makin mengerucut. Namun saking percayanya pada aplikasi itu, kami pun jalan terus sampai akhirnya menemui kenyataan bahwa jalanan itu hanya dapat dilewati oleh kendaraan roda dua. Terpaksalah putar balik karena aplikasi itu tidak bisa membedakan mana jalan untuk roda 4 mana yang jalan setapak......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar